Minggu, 11 September 2016

Menyembelih Egoisme, Merayakan Solidaritas**

Oleh : Haidar Nashir*

Musuh terbesar manusia adalah diri sendiri. Diri yang mengandung dan membesarkan ego, yang daya dorongnya dahsyat laksana magma memicu letusan gunung berapi. Diri yang sering kali menjelma menjadi musuh sesama, bahkan berseteru dengan akal budinya yang otentik. Diri yang terjebak dalam ta’bid ’an al-nafs, menjadikan tubuh dan jiwanya sebagai budak pesona dunia.

Sejarah manusia sesungguhnya dimulai dari pertarungan hidup menaklukkan segala hasrat dan kepentingan diri di tengah relasi orang lain dan lingkungannya. Dalam bahasa kaum Freudian, konflik antara hasrat gratifikasi ego diri dan tertib sosial. Apakah dia menjadi pemenang seperti Habil atau pecundang pada diri Kabil? Kedua putra Adam Alaihi Salam itu memberi pelajaran awal tentang sejarah perang melawan diri dan sesama.

Pada titik dialektik antara hasrat dan kendali diri itulah sesungguhnya Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar melalui peristiwa kurban pada Idul Adha mengajarkan mosaik rohaniah yang berharga. Bahwa setiap insan beriman akan naik tangga ke puncak keutamaan tertinggi jika sukses menaklukkan dirinya demi sesuatu yang lebih luhur dan hakiki.

Selasa, 26 Juli 2016

Jangan Pernah Biarkan Gagasan Besar Mati!



Membumikan agenda lima jihad, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat bersiap meluncurkan agenda ‘Jabar Beraksi’.

“Ruh gerakannya lima jihad yang telah kami sampaikan saat pelantikan 29 Mei lalu. Jihad melawan korupsi, jihad ekonomi, jihad untuk lingkungan, jihad dari kekerasan seksual dan jihad pembaharuan pemikiran Islam,” kata Ketua PWPM Jabar, Iu Rusliana, kepada Muhammadiyah.or.id, Selasa (26/7).

Jabar beraksi ini, lanjut Iu Rusliana, merupakan jargon dan himpunan gerakan untuk kelima jihad itu yang dicetus usai Rapat Kerja Wilayah PWPM Jabar di Ciwidey, Bandung, Ahad (24/7). Direncanakan agenda ini pun akan disemarakkan pada bulan Oktober 2016 dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan di Muhammadiyah.

“Organisasi otonom, Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Jabar akan kami sinergikan agar gerakan ini benar-benar menjadi gerakan masyarakat sipil yang masif dan membumi,” ujar Iu Rusliana yang juga menjadi Wakil Sekjend  Kornas Fokal IMM ini.

Jabar beraksi mengandung makna Jawa Barat bebas dari korupsi. Ini merupakan gerakan masyarakat sipil dari Pemuda Muhammadiyah untuk menurunkan kasus korupsi. Pemuda Muhammadiyah Jabar, kata dia, juga akan membuat posko pengaduan korupsi. Dan pada 2017 akan membuat pilot project daerah bebas korupsi dan program anti korupsi lainnya.

Selasa, 19 Juli 2016

Sumber Dosa

Iu Rusliana

Sungguh sangat mudah menilai orang lain, namun untuk jujur tentang diri sendiri, sukar rasanya. Benteng penghalang bernama keangkuhan terlalu kokoh untuk dirobohkan. Rendah hati mengakui kekurangan dan kesalahan langka ditemukan.  Begitulah sifat umum sebagian dari kita, karena kebeningan jiwa dan tekad untuk terus memperbaiki diri tidak menyertai. Iri, dengki dan segenap penyakit hati kerap menguasai, padahal itu sumber segala dosa.

Rasulullah Saw pun mengingatkan: “Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan, karena keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati,” (HR. Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).

Kamis, 14 Juli 2016

Kualitas Diri

Oleh : Iu Rusliana

Kualitas dan kemuliaan manusia ditentukan oleh pikiran, ucapan dan tindakannya. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan berpikir tentang sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat. Bertutur dengan penuh kesantunan, terjaga lisan dan jauh dari melukai perasaan. Bertindak memuliakan dirinya, bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

Kualitas diri juga ditentukan oleh kesungguhan dan tidak menyepelekan sesuatu. Boleh jadi urusan itu kecil bagi kita, tapi besar bagi orang lain. Perlakukan sama segala urusan agar hasilnya optimal.  “Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar,” (QS An-Nur ayat 15).

Selanjutnya, bersegeralah mengerjakan sesuatu, agar tugas lain dapat dikerjakan dengan sebaik mungkin. Menumpuknya hanya membuat malas dan pekerjaan semakin berat. “Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,” (QS Al Insyirah:7).

Jumat, 26 Februari 2016

Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat



Fenomena pemuda di zaman kekinian sudah berubah signifikan. Semakin modern zaman, pemuda semakin dininabobokan dengan gaya hedonis. Padahal, eksistensi pemuda dikenal dengan intelektual yang dapat merubah bangsa lebih baik. Semisal pemuda sebagai penggerak kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah, dan lalu pemuda pun menjadi pelopor reformasi pada era tahun 1998.

Di jawa barat, setiap tahunnya angka pengangguran bertambah. Padahal, sekolah-sekolah berkelas tumbuh. Dengan label internasional, dan nasional ternyata belum mampu menciptakan pemuda yang handal dan mandiri. Karena kebanyakan pola pikir dari mereka, setelah lulus kemudian bekerja di salah satu perusahaan, dan menjadi pegawai. Seharusnya jika kita ingin mengurangi angka pengangguran di jawa barat, yaitu dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Mindset seperti inilah yang dibutuhkan oleh pemuda masa kini, yaitu Pemuda mandiri yang menjadi solusi bagi pemuda-pemuda lainnya.

Namun usaha tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Banyak sisi-sisi yang harus mendapat perhatian. Terutama di era global seperti ini, dimana terjadinya arus-arus yang dapat menghabis kikis nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam realita, pemuda hari ini dicecoki seperti internet, game online. Sebetulnya tidak ada yang salah dalam menggunakan itu semua. Hanya saja cara menggunakannya yang sering disalahkaprahkan. Seperti berlebihan dalam menggunakannya. Kadang kebanyakan pemuda hari ini,seharian penuh menggunakan internet dan game online karena sudah kecanduan. Dan dampak dari hal tersebut yaitu, kurang nya respon para pemuda terhadap realita yang sedang terjadi. Mereka seperti terbius dan terlena oleh kesenangan semu. Sehingga gaya hidup seperti itulah yang dapat menghancurkan nilai-nilai dan budaya bangsa.

Untuk memajukan jawa barat setidaknya harus menata 3 aspek pembangunan. Pembangunan moralitas, pembangunan ilmu pengetahuan dan pembangunan perekonomian. Pembangunan moralitas digalakkan agar para pemuda menjadi lebih berkarakter dan bermental baik. Sikap yang baik, akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dimana sikap yang baik itu adalah sikap yang mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Para pemuda ini senantiasa dibentuk untuk memiliki tenggang rasa, gotong royong, kebersamaan, dan sikap saling menghargai antar pemuda satu sama lain. Mereka harus punya tujuan hidup, jiwa sosial yang tinggi, teguh memegang prinsip hidup dan tak mudah terprovokasi oleh hal-hal negatif. Hal ini dapat dicapai dengan menekankan pendidikan dari segi sikap, moral, dan mental di segala bidang, baik itu dalam pendidikan formal ataupun dalam pelatihan-pelatihan nonformal. sembari disisipi dengan nilai cinta tanah air tinggi terhadap Negara Republik Indonesia

Melihat latar belakang sosiologis dan psikologis itulah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat mencoba merumuskan orientasi gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Pertanyaan yang perlu mendapat jawaban serius adalah benarkah Pemuda Muhammadiyah telah berbuat optimal dalam melayani umat dan bangsa ini? Ataukah kehadirannya hanya sekedar pelengkap di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia?

Dalam konteks inilah diperlukan revitalisasi Gerakan Pemuda Muhammadiyah menuju cita dan harapan. Di pundak Pemuda Muhammadiyah tergantung setumpuk harapan. Kerja-kerja nyata Pemuda Muhammadiyah sedang dinantikan. Banyak agenda umat yang harus segera diselesaikan. Tidak ada waktu lagi untuk berpangku tangan. Saatnya kini Pemuda Muhammadiyah membuktikan dirinya sebagai abdi umat dan abdi bangsa.

Dengan sejumlah potensi yang dimilikinya, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar dalam memperbaiki kondisi yang ada. Sebagai generasi penerus idaman umat, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dalam menjemput masa depan yang lebih baik. Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu elemen yang menjadi kunci sekaligus penggerak perubahan di seluruh sektor kehidupan.

Agar harapan-harapan besar yang diemban di pundak Pemuda Muhammadiyah dapat diwujudkan ke alam realitas, maka sangat perlu dirumuskan strategi-strategi pemberdayaan organisasi yang dapat menjawab tuntutan umat dan bangsa Indonesia.